Sabtu, 02 Agustus 2008

Kemenangan PKS yang Pertama

Ketika berita terbaru di seantero negeri membahana tentang keberanian seorang INU KENCANA membongkar bobrok negeri ini yang sudah mengurat akar, membelit dan menghunjam dalam ke relung sendi kehidupan bangsa ini, saat itulah euforia kebebasan dan decak kagum pujian membahana ke seluruh penjuru nusantara. Suatu keberanian yang patut untuk dibanggakan dan ditegakkan pada insan setiap generasi bangsa.

Sesaat kemudian, anomali kehidupan yang bisa ditebak oleh kebanyakan insan negeri memang benar-benar terjadi. Bukannya sanjungan, penghargaan dan pujian tetapi tak sedikit pula yang merasa terusik, kecewa dan meradang atas langkah seorang INU. Hasilnya : INU pun di berhentikan sebagai PNS.

Semangat INU memang patut diacungi jempol, terlepas dari niatan suci hati nuraninya yang terdalam (what happen is there ?). Setelah mncermati langkah INU selanjutnya, mari kita buka mata lebar-lebar, sebenarnya apa dibalik langkah INU?

Sebenarnya, jika INU berhenti sampai disinipun, anak bangsa akan semakin mengenang keluhuran dan kepribadian serta keberaniannya. Tetapi ada satu yang agak mengganjal dihati. Ketika seorang INU telah berucap "Saya ingin bergabung dengan PKS menjadi caleg atau tukang sapu," kata Inu di DPP PKS, Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat (18/7/2008).
sebenarnya disaat itulah lembar petualangan baru INU dimulai. Berikutnya ternyata PKS menolak INU sebagai caleg di dalamnya, bukan karena kebetulan.

Secara internal, PKS memiliki tradisi "intern election" yang akan menentukan personal yang patut menjadi anggota legislatif yang akan membawa amanah ummat. Bukan tugas mudah. Dan bukan sembarang personal yang bisa menembusnya. Setahu saya tidak ada persaingan dalam memperebutkan posisi ini. Yang ada adalah semangat pengabdian, ibadah dan ikhlas yang menyertai setiap kader-kadernya dalam menegakkan jiwa ISLAMI di negeri ini. Jadi, persaingan yang ada hanyalah persaingan memperebutkan kursi MUJAHID di singgasana Illahi RABBI..... Yang pasti, ini bukan tradisi sepele.

Secara Eksternal, penolakan PKS ini menjadi kunci dan jebakan yang mematikan bagi mental seorang INU. Dengan penolakan ini, akhirnya ummat menjadi tahu semangat yang ada di balik seorang INU KENCANA. Dus, semangat awal sebagai tukang sapu di PKS pun ditolak mentah - mentah olehnya. Padahal, jika memang ada niat "nawaitu" untuk berjuang bersama di PKS, seorang tukang sapupun, bukan jabatan yang tidak mungkin bisa membela nilai-nilai kejujuran dan semangat mengabdi. Seorang tukang sapu yang Ikhlas, bersih dan peduli mungkin mempunyai kedudukan yang sama dengan kader-kader PKS yang lain, bahkan anggota legislatifnya. Di hadapan Allah Rabal Alamin. Nyata, semangat yang ada sewaktu INU mengucapkan kalimat saktinya di Mampang Prapatan bukan lebih didasari semangat perjuangan memberangus sendi-sendi kebusukan dinegeri ini. Bukan semangat untuk menghamparkan hamparan bulir kejujuran di negeri ini. Apa karena semangat agar DAPUR TETEP NGEBUL..? Waallahu alam....

Seandanya benar-benar INU bersedia menjadi tukang sapu,...... kelak Umar bin Khatab benar- benar akan "re-born" di negeri ini dari rahim yang bernama "PKS".
Sayang, Inu tidak lolos dalam ujian ini......... Tetapi salut juga buat PKS yang telah benar-benar mengambil keputusan brilian dan smart yang tidak mungkin akan dilakukan oleh partai-partai lain....... Inilah Kemenangan PKS yang Pertama, yang akan disusul dengan kemenangan-kemenangan selanjutnya...Semoga Allah merahmati....

Tidak ada komentar: