Minggu, 31 Agustus 2008

Jiwa Muslim Sejati

Nyuwun Duko, Pak Madi
Catatan Dahlan Iskan (CEO JAWA POS GROUP)

Saya tahu sejak dulu bahwa Pak Madi -panggilan akrab untuk Dr (HC) Soemadi Martono Wonohito yang meninggal Jumat kemarin pukul 18.15 di Jogjakarta- itu tokoh pers dan pemilik harian Kedaulatan Rakyat di Jogjakarta. Tapi, hingga sepuluh tahun memimpin Jawa Pos, saya masih belum kenal dan belum pernah bertemu dengan beliau. Mungkin karena perbedaan umur yang jauh. Mungkin juga karena Pak Madi jarang mau muncul di pentas hura-hura orang pers di Jakarta. Sedangkan saya, sepuluh tahun pertama memimpin Jawa Pos, boleh dikata amat jarang keluar dari dapur: konsentrasi penuh, fokus dan merawat Jawa Pos seperti merawat bayi.

Memang saya pernah ke kantor Kedaulatan Rakyat, namun hanya di percetakannya. Yakni percetakan yang waktu itu masih sangat baru dan tergolong modern. Kecepatannya 40.000/jam, sistemnya double plate, empat unit, dan buatan Jerman. Namanya Uniman 2/2. Sedangkan Jawa Pos saat itu baru memiliki percetakan yang sangat kecil, kuno, dan hanya satu unit. Saya datang ke percetakan itu untuk melihat betapa modernnya percetakan KR. Mesin seperti itulah yang kami impikan dan kemudian di tahun 1984 berhasil kami beli. Setelah itu, tiap dua tahun Jawa Pos membeli percetakan baru yang kapasitasnya jauh lebih besar.

Suatu hari di tahun 1989, saya membaca berita koran mengenai musibah yang menimpa Pak Madi dan Kedaulatan Rakyat. Yakni berita bahwa hampir semua tenaga redaksi KR (mulai dari pimpinan redaksinya hingga reporternya) secara mendadak dan serentak menyatakan berhenti untuk pindah ke koran baru di Jogja. Saya bisa membayangkan paniknya Pak Madi -meski belum bisa membayangkan orangnya seperti apa. Maka, secara spontan, saya telepon Pak Madi. Saya sampaikan rasa simpati saya. Lalu, saya tawarkan apa saja bantuan yang diperlukan agar KR tidak terganggu oleh eksodusnya tenaga redaksi yang begitu dramatis.

Saya tahu Pak Madi tidak kekurangan uang, kertas, atau logistik lainnya. Karena itu, Pak Madi hanya memerlukan bantuan tenaga redaksi. Maka, hari itu juga saya kirim dua orang tenaga redaksi yang kira-kira bisa mengoordinasikan penerbitan darurat. Yang saya kirim, antara lain, Surya Aka, yang waktu itu sudah menjabat koordinator liputan. Jawa Pos memang masih kekurangan orang, namun membantu mengatasi krisis di KR lebih penting.

Pak Madi sendiri pernah bercerita kepada saya betapa paniknya malam itu. Bukan saja ditinggalkan redaksinya, tapi juga kehilangan naskah-naskah berita yang sudah disiapkan. Tapi, jiwa kewartawanan Pak Madi muncul. Pak Madi dengan segala cara mempertahankan agar KR tetap terbit hari itu, seperti apa pun mutunya. Pak Madi seperti terpanggil jiwa heroiknya untuk mempertahankan kelangsungan hidup KR. Saya hanya membantu di belakangnya.

Cukup lama Saudara Surya Aka berada di Jogja, ikut memimpin secara darurat penerbitan KR. Sampai lima bulan. Agustus-Desember 1989. KR selamat dari malapetaka. Bahkan, ketika Saudara Surya Aka sudah bisa kembali ke Jawa Pos di bulan Januari 1990, oplah KR justru sudah 50 persen lebih besar daripada sebelum ditinggal para redakturnya itu. Sedangkan koran baru yang dibangun investor dari Jakarta itu kian lama kian pudar dan akhirnya mati sama-sekali.

Suatu saat saya diminta Pak Madi untuk sama-sama ke Jakarta, menemui tokoh penting asal Jogjakarta: Probosutedjo. Itulah pertemuan pertama saya dengan Probosutedjo, adik tiri Presiden Soeharto itu. Di situ saya baru tahu Pak Madi lagi cari tokoh yang bisa melindungi kalau-kalau ada musibah politik yang menimpa KR. Kala itu keberadaan koran memang sangat rawan: kapan saja bisa dibredel. Apalagi KR berada di Jogja yang tentu masuk radar pengamatan istana. Salah sedikit bisa berbahaya.

Pak Madi, dengan gaya dan bahasa Jogja-nya, mengutarakan segala maksudnya dengan bahasa penuh terselubung. Saya bisa meraba maksud yang sebenarnya karena sebagai anak Magetan, budaya saya tidak banyak berbeda dengan budaya Jogja. Pak Madi berusaha apa saja untuk menyelamatkan korannya.

Kami punya kenangan manis dengan Pak Madi dan Kedaulatan Rakyat-nya. Juga kenangan solidaritas yang sangat baik. Sayang, kenangan ini sempat rusak gara-gara koran kami di Jogja menulis serentetan berita mengenai pribadi Pak Madi. Saya tidak tahu sama sekali karena saya berada di Surabaya. Kami tidak pernah mengikuti isi koran kami yang di Jogja waktu itu.

Saya tidak mempersoalkan benar salahnya berita tersebut. Juga tidak mempersoalkan sisi hukum di balik itu. Sebagai orang yang punya kenangan manis dengan Pak Madi, saya segera ke Jogja. Saya temui Pak Madi, saya cium tangannya, dan sebagai orang yang lebih muda saya ucapkan serentetan kata nyuwun duko.

Pak Madi lantas curhat yang mendalam kepada saya. Dia tunjukkan kepada saya sesuatu yang baru dia ambil dari lemarinya. Saya kaget. Barang yang beliau ambil ternyata tulisan tangan saya yang sudah diabadikan dalam bentuk tulisan timbul. Pak Madi juga menunjukkan betapa banyak tulisan saya yang dikumpulkannya dan disimpannya. Berkali-kali Pak Madi menyampaikan betapa selama ini mengagumi dan ingin mengikuti jejak saya, namun kemudian terganggu oleh pemberitaan yang dibuat anak buah saya.

Sekali lagi saya nyuwun duko. Tapi, mungkin itu memang belum cukup memuaskan hati Pak Madi. Setidaknya, saya merasa seperti itu. Karena itu, ketika saya dan Pak Madi bersama-sama berada di atas panggung untuk jadi pembicara di seminar yang diadakan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Bandung, saya ulangi sopan-santun ketimuran itu. Bahkan, di forum besar tersebut saya cium kakinya di depan umum.

Setelah itu, saya tidak pernah bertemu lagi. Saya sendiri kemudian menderita sakit yang parah. Liver saya terkena sirosis dan kemudian terkena kanker. Tiga buah kanker yang salah satunya sudah berukuran 6 cm berada di liver saya. Tidak ada jalan lain, saya harus ganti hati.

Setelah saya berhasil ganti hati itu, Pak Madi kirim SMS ke saya. SMS itu dalam bahasa Jawa kromo yang sangat santun. Pak Madi mengungkapkan rasa syukurnya bahwa saya selamat dari maut yang sudah terasa dekat. Saya balas SMS itu dengan ucapan terima kasih dalam bahasa kromo inggil.

Bulan lalu sebenarnya saya ke Jogja. Tapi, acara saya begitu padat. Saya menyesal tidak menemui Pak Madi hari itu. Terutama karena saya tidak mengira bahwa Pak Madi akan pergi selamanya secepat ini. "Nyuwun duko, Pak Madi." Saya hanya bisa mengucapkan selamat jalan, berdoa setulus-tulusnya untuk kelapangan jalan Pak Madi ke surga. Saya juga tidak sempat melayat karena saya ke Singapura dan terus ke Kamboja. (*) Read More......

Kamis, 28 Agustus 2008

welcome my romadhon

Do'a Malaikat Jibril A.S. menjelang Ramadhan:
"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
* Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami isteri;
* Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.
Dapatkah kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat , dan dilakukan pada hari Jumaat.
Oleh sebab itu SAYA dan KELUARGA JUGA MEMOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN, jika Saya ada berbuat kesalahan, baik yang tidak di sengaja maupun yang disengaja.
Semoga Ramadhan kali ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Amin ya rabbal alamin Read More......

Senin, 25 Agustus 2008

Gus Dur di KO sopir Metromini

Membuat Orang-Orang Berdoa
dari: Humor ala Gus Dur di www.okezone.com

Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. "Apa kerjamu selama di dunia?" tanya malaikat itu."Saya sopir Metro Mini, Pak." lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia. "Apa kerja kamu di dunia?" tanya malaikat kepada Gus Dur."Saya presiden dan juga juru dakwah Pak..." lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes."Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?" Dengan tenang malaikat itu menjawab: "Begini Pak... Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur... sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudia dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa..." Read More......

INILAH TAMPANG SYAITHON YANG "HANYA" LANGGAR KETAQWAAN PADA TUHANNYA


Sumber Foto : http://www.okezone.com/ edisi 26 Aug 2008


JAKARTA - http://www.okezone.com/


Berdasarkan rapat Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tadi malam, perbuatan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Max Moien tidak dikategorikan sebagai perbuatan asusila sebagai anggota DPR."Tetapi lebih kepada pelanggaran integritas pribadi yang beriman dan pelanggaran kepada ketakwaan terhadap Tuhan yang maha esa," kata Ketua BK Irsyad Sudiro kepada para wartawan di Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (26/8/2008


Read More......

Email dr seorang Kawan

Ramadhan Bulan Berkah
The Indonesian Muslim Student Association of North America

Ikhwati wa akhowati fillaah, Salah satu sifat Allah SWT adalah Ia memiliki irodah (kehendak), sebagaimana firmanNya: “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS Al Qoshosh [28]:68). Allah memilih sesuatu yang dikehendakiNya. Allah memilih tempat yang dikehendakiNya. Allah memilih manusia yang dikehendakiNya, pilihanNya sendiri ada yang menjadi Rasul, pemimpin negara, cendekia, dsb. Allah memilih gua Hiro’ yang dikehendakiNya sebagai tempat pertemuan Rasul dan Malaikat Jibril. Allah memilih Mekkah yang dikehendakiNya sebagai kiblat kaum Muslimin dan memilih pula kota Madinah sebagai basis pertahanan Rasulullah dalam menyebarkan risalah Ilahi.
Begitu pula halnya dengan bulan-bulan dalam setahun, Allah telah memilih Ramadhan sebagai bulan yang istimewa, yang namanya disebutkan dalam Al Qur-an. Firman Allah: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS Al Baqarah [2]:185. Jika Allah berkehendak, tentu ada suatu maksud tertentu dibalik kehendakNya itu. Allah mengutus Rasulullah dengan satu maksud, untuk menyampaikan risalah-Nya.
Begitu halnya dengan bulan Ramadhan, sebab Allah tidak akan mengatakan Ramadhan sebagai bulan istimewa jika tidak ada sesuatu dibalik itu. Baginda Rasulullah SAW, ketika berada di penghujung bulan Sya’ban, selalu mengatakan kepada sahabatnya: “Telah datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan shiyam membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Ath Thabrani). Dalam sabdanya yang lain: “Sesungguhnya telah datang padamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, dibukakan segala pintu Surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu syetan-syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan.” (HR. An Nasai dan Al Baihaqi)
Jika kita menengok ke belakang, melihat sirah Rasulullah SAW kita akan melihat betapa banyaknya kejadian penting terjadi pada bulan Ramadhan, di antaranya :
Bulan diturunkannya Al Qur-an. Firman Allah: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al Baqarah [2]:185) Dalam tafsir Mafatihul Ghaib, berkenaan dengan ayat diatas, Ar Razi berkata: “Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan jalan menurunkan Al Qur-an. Karenanya, Allah SWT mengkhususkannya dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni puasa (shaum). Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang menghalangi kita manusia memandang nur Ilahi yang Maha Quddus. Al Qur-an adalah suatu kitab yang tiada bandingannya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku sepanjang masa, dan menjadi pengikat seluruh ummat Islam di seluruh dunia.
Bulan diturunkannya kitab-kitab suci lainnya. Di bulan ini pula, Allah menurunkan kitab-kitabNya yang lain kepada para Rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits: “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan sedangkan Al Qur-an diturunkan pada 24 Ramadhan.” (HR. Ahmad) Itulah keberkahan bulan Ramadhan, bulan turunnya ayat-ayat Qouliyyah, minhajul hayah bagi keberadaan manusia di muka bumi, penunjuk jalan bagi orang-orang yang mau mensucikan dirinya.
Bulan pilihan Allah bagi terjadinya perang Badr. Perang pertama yang dilakukan kaum Muslimin, dimana perang ini menjadi penentu kelangsungan perjuangan da’wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya. Perang Badr dinamakan Allah dengan sebutan “yaumul furqon” (hari pembeda antara yang haq dan bathil), sebagaimana firmanNya: “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” QS Al Anfal [8]:41. Muhammad Qutb mengatakan dalam tafsirnya bahwa perang ini dari awal hingga akhirnya adalah rencana Allah SWT yang dilaksanakan dengan pimpinan dan bantuanNya. Dimana dalam jalannya pertempuran, Allah SWT memenangkan kaum Muslimin yang mempunyai personil dan persenjataan minim, ditambah kondisi fisik kaum Muslimin yang secara lahiriah lebih lemah karena sedang berpuasa, setelah menerima perintah yang baru beberapa saat diterimanya. Namun itu bukanlah hambatan untuk menang, karena kekuatan utama kaum Muslimin adalah kekuatan ruhiyyah mereka dengan keyakinan akan kebenaran janji Allah SWT. Peperangan ini membuahkan babakan baru dalam sistem gerakan Islam. Perang ini memperbaharui kondisi ummat Islam, setelah dengan sabar dan tabah menempuh tahapan-tahapan perjuangan da’wah. Lahir tatanan baru dalam kehidupan manusia, bagi penerapan hak-hak asasi serta sistem dan struktur baru bagi masyarakat dan negara.
Bulan yang dipilih bagi terbukanya kota Mekkah. Peristiwa “fathul makkah” terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, sekitar 10000 kaum Muslim mendatangi Makkah dari segala penjuru. Pada saat itulah terjadi fenomena kemenangan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manapun, dimana semua musuh, hingga para pemimpinnya menerima dan mengikuti agama lawan. Ini tidak terjadi melainkan dalam sejarah Islam. Kemenangan ini hakikatnya adalah kemenangan akidah, kalimat tauhid dan bukan kemenangan individual atau balas dendam.
Bulan yang dipilih Allah untuk Lailatul Qadar. Dijelaskan dalam firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS Al Qadr [97]:1-5)
Bulan yang dipilih untuk pelaksanaan puasa dan pemindahan qiblat. Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. “ QS Al Baqarah [2]: 183. Bersamaan dengan turunnya ayat perintah berpuasa di bulan Ramadhan, pemindahan qiblat ummat Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram inipun menjadi pembeda antara yang haq dan bathil, dimana pada saat sebelumnya orang Yahudi merasa lebih benar karena puasa mereka dan kiblat mereka diikuti kaum Muslimin. Namun dengan perintah itu, maka berbedalah kaum Muslimin dengan ahlul kitab. Berbeda pula kiblat Muslimin dengan mereka, serta puasa Muslimin dengan mereka. Kecongkakan merekapun berakhir dengan barokah bulan ini. Read More......

Rabu, 20 Agustus 2008

Email dari seorang Kawan

Bocornya dokumen CIA


Sebuah dokumen yang berklasifikasi sangat rahasia (TOP SECRET!!!), bocor ketangan wartawan. Dokumen itu adalah laporan CIA kepada Pentagon yang sejatinya akan diteruskan ke Gedung Putih. Menurut dokumen tersebut, Sebenarnya setelah Irak, Indonesia akan jadi sasaran berikutnya.
Tapi intel-intel CIA yang lebih dulu diterjunkan ke Indonesia, menyimpulkan bahwa bila AS menyerang Indonesia, maka perang akan sangat mahal dan AS akan banyak menderita kerugian.
Untuk lebih jelasnya, berikut nukilan isi dokumen tersebut yang telah diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa gaul:

Kepada Yth,
Kepala Staf Gabungan
Jenderal Richard Myers

Tembusan: Direktur CIA (intelnya lupa nama bos sendiri)

Begitu memasuki perairan Indonesia, Armada Ketujuh kita akan dihadang pihak Bea Cukai karena membawa masuk senjata api dan peralatan perang tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini berarti kita harus menyediakan "Uang Damai". Coba hitung berapa besarnya jika bawaannya sedemikian banyak.

Kemudian bila kita mendirikan base camp militer, bisa ditebak di sekitar base camp pasti akan dikelilingi tukang bakso, tukang es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral celana dalam Rp 10.000 dapat 3. Belum lagi para pengusaha komedi puter yang bakal ikut mangkal di sekitar base camp juga.

Kemudian kendaraan-kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja yang diparkir dekat base camp akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari dinas perpakiran daerah, maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam pertama perkendaraan dikenakan Rp. 10.000,- (maklum tarif orang bulé), berapa yang harus dibayar pemerintah AS kalau kendaraan & tank harus parker selama sebulan atau setahun lebih seperti di Irak sekarang ini.

Belum lagi, para pengusaha parkir swasta yang bisa melobi Gubernur Jakarta XXXX untuk menaikkan tarif parkir. Lobi itu sangat mulus karena salah satu komisaris perusahaan parkir terbesar di Jakarta itu adalah bekas tentara. Nah, XXXX ini juga tentara.

Belum lagi, di sepanjang jalan ke lokasi base camp, kita harus menghadapi para Pak Ogah yang berlagak mengatur jalan sambil memungut biaya bagi kendaraan yang memutar. Bisa dibayangkan, berapa recehan yang harus kita siapkan setiap ada operasi tempur menuju pusat-pusat musuh, seperti Cilangkap. Dari Tanjung Priok (tempat pasukan AS mendarat) ke Cilangkap saja, ada berapa kali pertigaan atau putaran. Bakal pusing deh kita.

Nah, suatu kerepotan besar bagi rombongan pasukan jika harus berkonvoi, karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para pengamén, pengemis dan anak-anak jalanan, ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi. Belum lagi jika di jalan bertemu polisi yang sedang bokek, udah pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin. Bayangkan berapa uang damai yang harus dikeluarkan untuk polantas-polantas itu.

Itu baru polantas Pak Myers, belum lagi petugas DLLAJR. Anda harus melihat sendiri bagaimana mereka beraksi. Tank-tank dan truk-truk kita kan belum di'kir'. Nah, itu
pertanda buruk. Setiap kali 'kir', berapa duit yang harus kita keluarkan untuk membayar yang resmi dan tidak resmi. Belum lagi kalau kita mau menyerbu Kodam di daerah lain, maka kita harus melewati JEMBATAN TIMBANG milik DLLAJR juga. Siapkan saja uang pelicin.

Di base camp militer, tentara AS sudah pasti nggak bisa tidur, karena nyamuknya busettt, gede-gede kayak vampire. Kalau mau mendatangkan penyemprotan dari Dinas Kesehatan, nah siapin aje deh amplopannye.

Pagi harinya pasukan kita kagak bakal bisa mandi karena di sungai banyak di lalui "Rudal Kuning" yang ditembakkan penduduk setempat dari "Flying helicopter" alias wc terapung di atas sungai.

Pasukan AS juga tidak bisa jauh-jauh dari peralatan perangnya, karena di sekitar base camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap mempereteli peralatan perang canggih yang kita bawa. Meléng sedikit saja, tank Abraham kebanggaan kita bakal siap dikiloin.

Belum lagi para curanmor yang siap beraksi dengan kunci T-nya yang akan merebut jip-jip perang kita yang kalau didempul dan cat ulang bisa dijual mahal ke anak-anak
orang kaya yang pengen gaya-gayaan di sekitar Menteng (dekat Kedutaan Besar kita).

Dan yang lebih menyedihkan lagi, badan pasukan AS akan jamuran karena tidak bisa berganti pakaian. Soalnya, kalau nekat menjemur pakaian dan meléng sedikit saja, besok pakaian mereka sudah mejeng di pasar Jatinegara di lapak-lapak pakaian bekas.

Peralatan telekomunikasi kita juga harus dijaga ketat, karena para bandit kapak merah sudah mengincar peralatan itu. Dan kita juga harus membayar sewa tanah yang digunakan untuk base camp kepada Haji Husin, Haji Mamat, dan engkong Jai para pemilik tanah yang orang Betawi.
Di samping itu, ada aturan wajib lapor kalau bawa tamu 1x24 jam dan harus izin RT/ RW dan kelurahan setempat. Bayangkan, berapa meja yang harus kita lalui dengan amplopan. Apalagi, pasukan AS suka bawa cewek.

Membayangkan ini semua, kami intel-intel CIA merekomendasikan untuk tidak usah menyerang Indonesia.

Salam Read More......

Kesederhanaan seorang Ahmadinedjad








Read More......

Selasa, 19 Agustus 2008

KADO BUAT PRESIDEN

Selamat, kepada Bapak Presiden RI atas kelahiran Cucu Pertama

Selamat berbahagia, cucu yang sehat telah lahir dengan segala asanya

Selamat berbahagia atas asa yang disampirkan pada pundak sang cucu,
sementara diluar sana masih banyak asa anak negeri yang belum tergapai

Selamat berbahagia atas kelahiran sang cucu tepat pada tanggal keramat
sementara di luar sana, masih banyak calon ibu yang untuk menebus biaya kelahiran bayinya harus berjuang melupakan akherat

Selamat berbahagia atas nama yang indah bagi sang cucu
Sementara di luar sana masih banyak nama-nama pada nisan aborsi karena godaan iblis terlaknat

Selamat buat Bapak,
Bukannya bapak tidak mempunyai hak untuk menimang putra dari sang anak,

Tetapi Bapak, lupakan sejenak kebahagiaan
untuk sekedar menoleh pada anak negri yang semakin merana karena kemiskinan Read More......

Senin, 18 Agustus 2008

RESEP PEMENANG LOMBA TUMPENG "PIYUNGAN OLYMPIC" 2008

RESEP NASI KEBULI

Bahan-bahan

1 kgs beras
1 butir kelapa
1/2 gelas kecap
1/2 ons jahe
1/2 ons kunir
1 butir pala
5 butir cengkeh
1/2 ons kayu manis
3 butir kapulogo
1 bumbu gule sachet
daun salam, laos serai, daun jeruk secukupnya
Bawang merah 1/2 ons
Bawang putih 1/2 ons
Garam secukupnya
Tulang kambing 1/4 kg

Cara Kerja
1. Semua bmbu dihaluskan kemudian di gongso, kecuali bawang merah dan bawang putih
2. Bawang merah dan putih dihaluskan
3. Rebus semua bumbu dan masukkan beras yang sudah dicuci, yambahkan garam secukupnya.
4. Setelah air rebusan habis, lalu dikukus selama 1 jam 15 menit
5. Sebelum diangkat, tambahkan kecap dan "masako"

Lauk
1. Sambal terasi dan tomat goreng
2. Telur dadar, ayam bacem/ kambing bacem
3. Krupuk, bawang goreng, dan timun.

Selamat mencoba !!!! Read More......

Sabtu, 09 Agustus 2008

UNTUKMU INDONESIA

Apakah sampai selamanya kita akan menjumpai anomali kehidupan di negeri ini ?
Berikut pengalaman jalan-jalan di Malaysia...

Semalam menelusur jalan di Malaysia...
Ketemu gadis sholihah, gadis malaysia

Naik bis, bersih, teratur dan nyaman
Bis-nya Malaysia

Beli jeruk
Jeruk malaysia......

Menceburkan diri di kali yang bersih di tengah kota,
Juga kali Malaysia

Bahkan menginjak kotoran ayampun,
Ayam malaysia

Giliran ketemu babu,
Babu INDONESIA......

*)Inspirator "PARTAI DAGELAN INDONESIA" Read More......

RENUNGAN MALAM

Sesaat saya sampai di kota kelahiran tercinta, loading memori merambah sekue-sekuel kehidupan. Surut kebelakang sehingga terlintaslah perenungan di sore hari dibawah embusan angina sepoi…..

Rahmat Allah, sangat berlimpah bagi ummat. Sering ummat berpikir dan berperasaan, ah..., kenapa hidup saya seperti ini...
Mari, sebelum kita, ummat „menuntut“ pada sang Rabb, tengok, lihat, amati dan rasakan yang sekarang sudah ada di genggaman...

Ketika kita berpikir hidup kita susah, lihat diluar sana lebih banyak yang kesusahan. Banjir, tsunami, gempa bumi. Sementara antum semua masih bisa membaca tulisan ini, yang sengaja tidak saya sebarkan lewat „monolog news paper” (maksudnya kertas biasa),bahkan sms.

Ketika kita berpikir pekerjaan kita hina, sementara dijalanan, di lain tempat, disekitar kita banyak saudara-saudara kita yang rela mengorbankan harga dirinya demi sesuap nasi. Pengamen, pengemis, peminta-peminta, pelacur, bahkan mungkin Pe-Residen......, sementara minimal antum masih bisa menyisihkan sebagian rizqi untuk membaca tulisan ini. Sekali lagi tidak melalui kertas....

Ketika kita berpikir gaji kita rendah, di samping kita, tetangga kita, teman-teman kita masih banyak yang sibuk koleksi koran hari Sabtu, hanya untuk dilihat kolom lowongan pekerjaan. Sementara antum semua pada saat ini sudah asyik membaca tulisan ini. TANPA MEMIKIRKAN KOLOM LOWONGAN PEKERJAAN !!!

Ketika kita merasa tidak mempunyai teman, semua menjauh, hanya cemoohan yang kita dapat, nun jauh disana, bapak bapak tentara, sendirian, menjaga perbatasan, jauh keluarga, istri, anak, hanya ditemani senandung malam binatang hutan, sementara antum saat ini membaca tulisan ini diiringi alunan lembut melankolis Melly Goeslow, Krisdayanti dan mungkin Didi kempot, ataupun belain lembut istri setia.

Ketika kita berpikir belajar membosankan, bagaimana dengan saudara-saudara kita di Timur Tengah sana, yang jika akan sekolah saja harus menyabung nyawa berjalan diantara desingan peluru tajam kaum Yahudi dan tiraninya…

Ketika kita menuntut, kenapa kehidupan amat kejam pada kita, sebaiknya antum lihat dulu gambar dibawah

Lebih Kejam mana kehidupan si nenek dengan kehidupan yang antum jalani saat ini..?
Sungguh, Allah menyukai hambanya yang pandai bersyukur…
Read More......

Jumat, 08 Agustus 2008

Ibu Sinta Nuriah

Dari Okezone

Giliran Ibu Sinta Nuriah ketiban sampur. Lima hari setelah terjadi gempa tektonik dahsyat di Kota Liwa, 2 orang adik kakak sedang memperbincangkan sesuatu di tenda pengungsiannya.Adek : "Kak, adek pengen banget deh ketemu sama Pak Presiden Gus Dur dan Ibu Negara Sinta Nuriah.Kakak : "Mau ngapain ketemu mereka?" Adek : "Ya adek pengen aja lihat mereka secara langsung."Kakak : "Ah susah dek kalau mau ketemu mereka."Adek : "Bukannya mereka nanti ke sini Kak? Kan kita lagi kena musibah. Mereka kan pasti segera nengokin kita ke sini."Kakak : "Nggak mungkin! Mereka berdua itu orang sibuk Dek...!Adek : "Emang sibuk ngapain aja sih Kak?"Kakak : "Yang satu sibuk jalan-jalan ke luar negeri, trus yang satu lagi sibuk nungguin hari libur." (ahm) Read More......

Ketika SANG MURRABI Menghentak

Seakan tersadar, seminggu terakhir dunia perfilm-an di Indonesia dihentak oleh beberapa "venue" yang benar-benar di luar kebiasaan dan "custom" masyarakat Indonesia.

Pertama, barisan memanjang, mengular yang menyerupai anakan sungai Opak Yogyakarta, terjadi di Jakarta. Ketika dibukanya kesempatan untuk casting film terbaru dari novelis Habiburahman. Mengular, semua merasa paling patut, paling sesuai dengan karakter yang dibutuhkan. Mungkin saja, yang kesehariannya nggak mengenal apa itu jilbab, karena mau casting, cari pinjaman sana sini hanya demi tercapainya kepuasan ragawi. Tetapi, apa memang semudah itu..? Pastinya satu semangat yang sama diantara para peserta (yang pasti kompetitor satu dengan yang lainya), adalah mencari jalan pintas supaya dapat segera tenar dengan limpahan materi tanpa susah payah memeras keringat (kala masih ada keringat yang bisa diperas). Nah, inilah produk Indonesia sekarang. Cara instant. Apa-apa instant. Padahal kalupun yang lolos casting dapat jadi "super star", dari fenomena yang ada sekarang biasanya (sekali lagi biasanya) para pekerja di dunia seni (baca "acting") juga harus pandai-pandai ber akting didunia nyata, yang nyata-nyata ketenarannya biasanya hanya tahan beberapa saat. Setelah itu disusullah dengan generasi baru. Kenapa tidak bisa langgeng bertahan seperti artis-artis kawakan..? Ya, karena INSTAN itu tadi. Maka dari itu, sejak dulu saya nggak pernah mau jadi BINTANG PILEM. Cepet pensiun. Itu tadi pandangan dari sisi buruknya. Sedang dari sisi baiknya, minimal insan-insan dakwah tanah air sudah semakin banyak jalan untuk menyampaikan ajaran dakwahnya, plus menggali potensi akhwat yang ada, yang belum pada pake jilbab, segera buru-buru mengetahui apa jilbab sebenarnya.

Kedua, ketika SANG MURABI mulai diputar dan diperkenalkan. Apakah itu...? Tunggu tulisan selanjutnya...... Read More......

Rabu, 06 Agustus 2008

ANAK dan TANGGUNG JAWAB KITA

Dari: Keluarga Sakinah

SEORANG teman pernah bercerita soal anak dan tanggung jawab. Suatu
hari dia menyeberang jalan, di sebuah jalanan di Spanyol. Seperti
biasa, sebagai orang Indonesia, ia menyeberang tanpa melalui
zebra-cross. Saat itu memang tak ada mobil, sepi, juga tak ada polisi;
kecuali seorang ibu dengan anaknya yang masih balita. Begitu ia sampai
ke seberang jalan, terdengar teriakan si ibu dari seberang jalan yang
baru saja ia tinggalkan.
"Hei..hei... ke Sini!!". Kira-kira begitu teriakan ibu itu.
Mendengar seorang ibu yang berteriak sambil melambaikan tangan, lagi
sebagai orang Indonesia, teman ini langsung kembali menyeberang. Pasti
ada apa-apa dengan ibu ini, ia butuh pertolongan. Sesampainya di dekat
ibu itu, ia dibentak, "Hai, kenapa kamu menyeberang bukan dari zebra-cross?
Tahukah kamu, kelakuanmu itu sudah mengajari anak saya melanggar
peraturan, kamu sudah menanamkan dalam memorinya bahwa melanggar
peraturan itu sesuatu yang biasa-biasa saja!"
Cerita ini mengagetkan teman saya, juga saya. Soal orang Indonesia
melanggar peraturan bukanlah hal yang mengejutkan. Namun argumen ibu
itu yang mengaitkan pelanggaran dengan masa depan anaknya itulah yang
lebih mengejutkan. Begitu pentingnya masa depan anak-anak bagi ibu
itu, begitu pentingnya ibu itu menjaga memori dan kesadaran anaknya
agar tetap terjagadalam perbuatan baik. Bagaimana dengan kita?
Pertengahan bulan Juli ini, saya memiliki cerita yang lain tentang
orang tua dan anaknya. Kali ini dari tetangga-tetangga saya yang mau
menyekolahkan anaknya di SMP. Konon, sang anak adalah juara umum di
sekolahnya dan dapat mengikuti test masuk SMP dengan mudah.
"Mudah-mudahan anak saya bisa masuk pilihan pertamanya!" harap sang bapak.
Tanggal 11 malam, sang bapak bertemu lagi dengan wajah yang muram,
lebih tepatnya penuh kekecewaan, "Anak saya gagal, semula nilainya 80,
saya sudah mengeceknya lewat SMS. Eh...kemarin nilainya jadi 67. Saya
protes, dan guru-guru di SMP itu minta maaf atas kekhilafannya. Lalu,
mereka menawarkan jalan belakang, biasa dengan bayar sekian rupiah!"
Tetangga saya menolak untuk membayar, ia biarkan anaknya ke sekolah swasta saja.
"Saya tak mau anak saya belajar di sekolah pembohong!"
Menurut sahibul gosip, melorotnya nilai anak tetangga saya itu karena
ada beberapa anak lain yang nilainya rendah dikatrol dengan cara
membayar sekian rupiah. Tentu saja yang membayarnya adalah orang tua,
dan yang menerimanya adalah guru yang terhormat. Marilah kita
bandingkan sikap dan tanggung jawab kita pada anak-anak. Keputusan
untuk membayar sejumlah rupiah demi sang anak tentu didasari pilihan
untuk memberikan kasih saying yang terbaik buat sang anak, namun pada
saat yang bersamaan kita telah menanamkan racun pada kesadaran
anak-anak itu.
Racun itu adalah,
1) uang bisa menyelesaikan segalanya;
2) tak usah berprestasi, biasa-biasa saja, nanti juga uang bisa
menambalnya.
Barangkali dari peristiwa kecil inilah korupsi membudaya. Tanpa sadar
kita melakukannya setiap hari, dan repotnya lagi kita melakukan itu di
depan anak-anak kita. Anak-anak yang masih polos itu pastilah telah
mencatat di relung kesadarannya dan menjadikannya falsafah hidup
sepanjang hayat.
Terlebih lagi, peristiwa ini dialami sang anak di lembaga pendidikan
yang semua aspeknya merupakan nilai mulia yang harus ditiru dan
diteladani.
Marilah kita bercermin lagi pada cerita yang lain. Cerita kali ini
datang dari salah seorang cucu Mahatma Ghandi. Ia dan anaknya pergi ke
suatu tempat. Karena acara sang ayah agak lama, sang anak diizinkan
untuk membawa mobil itu bagi keperluannya sendiri. "Syaratnya, jam
sekian kamu harus berada di sini, menjemput bapak!" ujar sang ayah.
Pada jam yang ditentukan sang anak belum kembali, menit demi menit
sang anak belum juga kembali. Sang ayah menunggu sampai beberapa jam.
Lalu, sang anak datang dan mengajukan permohonan maafnya.
"Baiklah kalau begitu," ujar sang ayah, "naikilah mobil itu, bawalah
pulang. Saya akan jalan kaki ke rumah!" Sang anak protes dan merasa
bersalah. Namun sang Ayah tetap saja jalan kaki sambil
berpesan,"Mengingkari janji adalah kesalahan terbesar dalam hidup ini,
kamu sudah melakukannya padaku. Semua itu pastilah bukan kesalahanmu,
itu semua Karena saya salah mengajarimu, nak. Karena itu biarlah ayah
menghukum diri, menghukum kesalahan pendidikanku padamu!" Sejak saat
itu, sang anak tak pernah lagi mengingkari janji.
Seluruh kisah-kisah ini adalah bahan refleksi kita pada Hari Anak.
Benarkah kita serius merawat anak kita yang sering kita sebut sebagai
amanah (titipan) dari Allah? Betapa mulia kata-kata "amanah (titipan)
Allah".Padaistilah ini terlihat relasi antara Allah dan kita yang
sedemikian akrab,Allah percaya pada kita karena itu Dia menitipkan
sesuatu yang berharga.Lazimnya titipan, ia harus tetap seperti nilai
awalnya. Nilai awal sang anak adalah fitrah, dan harus tetap fitrah.
Fitrahnya adonan untuk dicetak, fitrahnya perhiasan untuk membuat
bangga pemakainya, fitrahnya sang anak tentu bukan untuk "dicetak"
agar "membuat bangga" orang tuanya. Sang anak adalah sebutir benih
yang begitu rapuh,butuh tanah yang baik dan pemeliharaan yang sesuai
takaran.Kecenderung an benih adalah terus mencari cahaya, tetapi putik
kecil bisa saja ditipu --diberi cahaya palsu-- dan memercayainya
seumur hidup.
Bisakah kita menjadi tanah, yang menerima amanat secara jujur? Tanah
tak pernah menumbuhkan semangka bila ia mendapatkan titipan benih padi.
Benih padi yang ditanam, tumbuhan padi pula yang tumbuh. Bisakah kita
menerima benih fithrah "anak kita" dan mengembangkannya menjadi
fithrah yang lebih baik? Sebuah hadis menyatakan bahwa setelah
kematian menerpa kita, tak ada yang bisa menolong dari siksa kubur
kecuali doa dari kesalehan sang anak.
Tentu saja, maksud hadis ini bila sang anak, "titipan Allah" itu,
telah kita jaga dan tumbuh tetap berada dalam fitrahnya, maka kita
akan mendapatkan hadiah dari Tuhan karena telah menjaga amanahnya
dengan baik.
Pada hari ini, ada baiknya kita menyempatkan diri untuk mengelus dan
mengecup lembut kening mereka. Kita layak meminta maaf karena selama
ini telah memberikan ruang hidup yang sumpek, penuh keluhan dan
pertengkaran, serta tidak memberikan jaminan-moral. Kita pun layak
memohon ampunan pada Allah karena titipan-Nya belum dirawat secara
baik.
Tersenyumlah, anak-anak menunggu ketulusan kita!***
Penulis, dosen pada Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung Read More......

Senin, 04 Agustus 2008

Seandainya semua Polisi seperti ini

Dari Detik.com

Jakarta - Seorang ibu yang tengah hamil tua terjebak macet di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Belum sampai di rumah sakit, perut sang ibu sudah merasakan mulas hebat yang tidak tertahankan. Aduh, aduh...Untung saja keluarganya sigap mengontak petugas Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Sang ibu pun menembus kemacetan dikawal petugas Patroli Jalan Raya (PJR) ke rumah sakit. Sesampainya di RS, sang ibu langsung melahirkan.Menurut petugas TMC, Aiptu Kasno, mulanya, petugas TMC mendapat laporan dari seseorang yang mengaku butuh bantuan karena ada seorang ibu hendak melahirkan. Kendaraan yang ditumpangi ibu itu terjebak kemacetan parah di sekitar Jl Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2008) sekitar pukul 07.45 WIB."Kami kontak petugas PJR, karena ini perlu pelayanan cepat," kata Kasno kepada detikcom, pukul 08.10 WIB.Dengan pengawalan kendaraan petugas PJR yang bersirine, mobil yang membawa ibu hamil itu pun berhasil melewati ruas Jl Gatot Subroto yang nyaris tidak bergerak.Sesampainya di RS Medistra, Jl Gatot Subroto, sang ibu langsung melahirkan. "Syukurlah, barusan kita dapat kabar, ibu itu sudah melahirkan anaknya dengan selamat," kata Kasno. Read More......

Dari Okezone: Humor Gus Dur

Xanana Gusmao

Di sebuah sekolah SD di pinggiran sebelah timur Kota Dili, Timor-Timur seorang guru dari Jawa menanyai murid-muridnya tentang profesi orangtuanya masing-masing.Seorang murid Kelas V bernama Caspar yang mengidolakan Xanana Gusmao sebagai pahlawan mendapat gilirannya. Ia pun menjawab, "Ayah saya jadi petugas bordil."
Tentu saja si Guru terkejut mendengarnya. Siangnya, ia segera mengirimkan sebuah surat untuk ayah Caspar. Guru meminta ayah Caspar datang menemuinya.Esoknya muncul seorang anggota Babinsa lengkap dengan seragam hijau lorengnya. Lagi-lagi guru terkejut dan tergagap."Saya sekarang benar-benar bingung. Bukankan Bapak yang bertugas di Kodim Dili? Kenapa di kelas anak Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah petugas rumah Bordil. Dari penjelasan anak Bapak, tadinya saya sendiri mengira Bapak bekerja di Aspal Goreng (lokalisasi di pinggiran Dili-red)!"
"Ah maafkan dia. Dia masih kecil. Dia selalu begitu. Dia malu bapaknya jadi Tentara Indonesia." (ahm) Read More......

Sabtu, 02 Agustus 2008

Kemenangan PKS yang Pertama

Ketika berita terbaru di seantero negeri membahana tentang keberanian seorang INU KENCANA membongkar bobrok negeri ini yang sudah mengurat akar, membelit dan menghunjam dalam ke relung sendi kehidupan bangsa ini, saat itulah euforia kebebasan dan decak kagum pujian membahana ke seluruh penjuru nusantara. Suatu keberanian yang patut untuk dibanggakan dan ditegakkan pada insan setiap generasi bangsa.

Sesaat kemudian, anomali kehidupan yang bisa ditebak oleh kebanyakan insan negeri memang benar-benar terjadi. Bukannya sanjungan, penghargaan dan pujian tetapi tak sedikit pula yang merasa terusik, kecewa dan meradang atas langkah seorang INU. Hasilnya : INU pun di berhentikan sebagai PNS.

Semangat INU memang patut diacungi jempol, terlepas dari niatan suci hati nuraninya yang terdalam (what happen is there ?). Setelah mncermati langkah INU selanjutnya, mari kita buka mata lebar-lebar, sebenarnya apa dibalik langkah INU?

Sebenarnya, jika INU berhenti sampai disinipun, anak bangsa akan semakin mengenang keluhuran dan kepribadian serta keberaniannya. Tetapi ada satu yang agak mengganjal dihati. Ketika seorang INU telah berucap "Saya ingin bergabung dengan PKS menjadi caleg atau tukang sapu," kata Inu di DPP PKS, Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat (18/7/2008).
sebenarnya disaat itulah lembar petualangan baru INU dimulai. Berikutnya ternyata PKS menolak INU sebagai caleg di dalamnya, bukan karena kebetulan.

Secara internal, PKS memiliki tradisi "intern election" yang akan menentukan personal yang patut menjadi anggota legislatif yang akan membawa amanah ummat. Bukan tugas mudah. Dan bukan sembarang personal yang bisa menembusnya. Setahu saya tidak ada persaingan dalam memperebutkan posisi ini. Yang ada adalah semangat pengabdian, ibadah dan ikhlas yang menyertai setiap kader-kadernya dalam menegakkan jiwa ISLAMI di negeri ini. Jadi, persaingan yang ada hanyalah persaingan memperebutkan kursi MUJAHID di singgasana Illahi RABBI..... Yang pasti, ini bukan tradisi sepele.

Secara Eksternal, penolakan PKS ini menjadi kunci dan jebakan yang mematikan bagi mental seorang INU. Dengan penolakan ini, akhirnya ummat menjadi tahu semangat yang ada di balik seorang INU KENCANA. Dus, semangat awal sebagai tukang sapu di PKS pun ditolak mentah - mentah olehnya. Padahal, jika memang ada niat "nawaitu" untuk berjuang bersama di PKS, seorang tukang sapupun, bukan jabatan yang tidak mungkin bisa membela nilai-nilai kejujuran dan semangat mengabdi. Seorang tukang sapu yang Ikhlas, bersih dan peduli mungkin mempunyai kedudukan yang sama dengan kader-kader PKS yang lain, bahkan anggota legislatifnya. Di hadapan Allah Rabal Alamin. Nyata, semangat yang ada sewaktu INU mengucapkan kalimat saktinya di Mampang Prapatan bukan lebih didasari semangat perjuangan memberangus sendi-sendi kebusukan dinegeri ini. Bukan semangat untuk menghamparkan hamparan bulir kejujuran di negeri ini. Apa karena semangat agar DAPUR TETEP NGEBUL..? Waallahu alam....

Seandanya benar-benar INU bersedia menjadi tukang sapu,...... kelak Umar bin Khatab benar- benar akan "re-born" di negeri ini dari rahim yang bernama "PKS".
Sayang, Inu tidak lolos dalam ujian ini......... Tetapi salut juga buat PKS yang telah benar-benar mengambil keputusan brilian dan smart yang tidak mungkin akan dilakukan oleh partai-partai lain....... Inilah Kemenangan PKS yang Pertama, yang akan disusul dengan kemenangan-kemenangan selanjutnya...Semoga Allah merahmati.... Read More......

Jumat, 01 Agustus 2008

Dari OKE-ZONE

BANDUNG - Kantor DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan Kinanti, Bandung Tengah, pukul 20.00 WIB dilempar bom dua bom molotov. Bom tersebut dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Saat itu suasana kantor memang ramai, karena kita habis kampanye. Tiba-tiba, ada orang menggunakan motor berhenti di depan kantor dan meleparkan ke arah ke arah kita," kata Taufik (36), kader PKS yang ditemui di lapangan, Jumat (1/8/2008).

Dia menjelaskan, jenis botol yang digunakan yakni botol minuman energy dan minuman ringan.

"Kita kemudian melakukan pengejara, namun pelaku pintar memanfaatkan kegelapan malam. Sehingga kita kehilangan jejak," tandasnya. (kem) Read More......

Management Carrefour vs Management "mbok Ngatmini"

"Catatan kecil dari seorang suami....."

Pagi menyapa. Rasanya masih sayang untuk membuang jauh selimut yang membungkus. Jam menunjukkan pukul 7.30. Wah,.... enak juga tidur habis Subuh, biarpun kata pak Kyai yang dulu mengajari ngaji waktu masih kecil, bahwa tidur pagi akan membuang banyak rizqi (sampai saat ini saya kok juga belum "ngeh" menemukan korelasinya?). Tapi setelah kuingat ingat, saya itu bisa ngaji sudah mahasiswa. Itupun karena "ada misi khusus". Tapi, syukurlah. Mungkin disinilah Hidayah-Nya.
Pagi ini banyak kerjaan kiantor yang harus segera kukejar (emang lari ?). Ah, yang penting bangun dulu, kerjaan urusan belakangan. Susu coklat panas mengepul di meja makan. Sudah menjadi kebiasaan, "mantan pacar" selalu menunggu di seberang meja, minimal mengharuskan susu itu habis kuminum sebelum berangkat kerja. Dulu pernah kuberi alasan terlalu banyak minum susu pagi hari bisa cepet ngantuk. Eh, malah lain hari diganti susu kuda liar SUMBAWA. Sudah mahal harganya, kalau ingat kudanya itu saja sudah membuat turun selera. Apalagi teringat orang yang memerah susunya. Makin nggak tega minum. Membayangkan orang berlari-lari ngos-ngosan mengejar kuda liar yang tidak mau "susunya" disentuh (kecuali sama sesama kuda barangkali). Maka dari itu, pelajaran pagi yang kudapat waktu minum susu kuda liar sumbawa adalah: mengapa harga susu kuda liar sumbawa itu mahal ? Karena pemerahnya memerah susu sambil lari.....


Sambil driving, kuarahkan mobil menuju tempat sarapan favorit di Jogjakarta. Depan ex-Ambarukmo Hotel selatan jalan agak ke timur. Di sebelah barat sebuah wisma yang kalau dilihat dari bangunannya sebenarnya sudah akan bangkrut. Berani bertaruh, justru bangunan lama itulah yang mungkin banyak menarik minat orang untuk bermalam di dalamnya. Seakan bermalam di "Losmen" TVRI tahun 80an, tapi tidak ada Pak Broto, Bu broto, mBak Pur, maupun Tarjo. Di depan wisma ada gerobak rokok merek tertentu yang bukan cuma menjual rokok tertentu itu saja. Ini sales rokok tertentu itu kena tipu. Di sebelah wisma agak ke timur ada bangunan yang berisi orang-orang yang mengakunya abdi negara. Tembok setinggi setengah meter dicat selang seling putih biru. Entah apa artinya. Tapi menurutku akan lebih ramai jika diganti pink. Ada gambar bunganya lagi... Apalagi bikini. Di dalam bangunan yang pagar setengah meternya bercat selang seliung biru putih itu banyak orang yang memakai seragam seperti warna wereng coklat. Untuk bisa mengenakan seragam seperti wereng coklat itu banyak yang harus kehilangan sawah, rumah, sertipikat tanah, dan terakhir pasti kehormatan. Teringat Andrea Hirata, pelajaran kedua hari itu adalah : jangan membeli seragam seperti wereng coklat, karena harganya mahal. Kenapa mahal ? Karena kalau dipikir secara jujur, untuk membeli seragam itu jika dihitung dengan pendapatan rata-rata penduduk Indonesia, kita harus menabung selama 30 tahun. Nah lho...


Memasuki warung sebelah barat kios rokok di depan wisma tadi, langsung disambut semerbak aroma wangi, gurih dan akrab di ujung-ujung saraf pembau ini. Bakwan goreng, pia-pia, ote-ote dan apalah namanya, yang pasti bentuk, susunan kimia, dan teksturnya sama dengan setumpuk terigu goreng yang dicampur dengan kobis, irisan wortel serta sedikit bumbu-bumbunya. Saling menindih, menumpuk diatas piring menggoda siapapun untuk segera mencomotnya. Satu. Dua juga boleh. Atau tiga malah... Yang penting bayar.


Sepiring nasi pecel asli Jawa Timur. Karena mbok Ngatimin ini asli Magetan, rasa pecelnya tidak jauh berbeda dengan pecel madiun asli. Dinding warungnya pun hanya terbuat dari seng yang dicat aqua blue. Jika pagi, banyak sepeda motor yang berjajar di depan warung selatan jalan depan Ex- Ambarukmo Hotel itu. Tukang parkirnya saja, kalau mau dihitung pendapatannya mungkin perhari bisa lebih banyak dari orang orang yang berseragam seperti wereng coklat itu. Karena mas parkir ini tidak perlu ngos-ngosan menabung atau mencicil malah, untuk kembalikan modal agar bisa mamaki seragam wereng coklat. Cukup pakai seragam orange menyala. Beres. Meja berbentuk "L". Mulai dari tempe goreng sampai dengan telur puyuh tusuk terhampar diatas meja. Sering saya temui sejumlah manajer yang juga rela antri sarapan disitu. Disinilah, tercipata apa yang tersirat dalam iklan minuman teh merek tertentu. "Apapun itu, minumnya teh B**** ****o". Membaur, saling menyapa, berbagi (kursi), dan tidak akan ada orang yang marah jika keningnya kena sikut orang lain, karena sempitnya ruang. Ciri khas utama dari warung ini adalah penjualnya, mBok Ngatmini. Dia tidak akan pernah memakai bahasa Jawa "kromo Inggil" (bahasa Jawa halus untuk menghormati orang yang lebih tua, lebih tinggi derajatnya atau orang yang memang gila hormat). Ya, tanya seperti dengan sejawat. Tanpa tedeng aling aling. Apalagi pakai buka kutang segala.


Nah, di akhir prosesi sarapan inilah yang paling menakjubkan. Manajer Carrefour-pun harus perlu belajar pada mBok Ngatmini. Manager yang lulusan luar negeri, dalam negeri, ataupun ekonom tulen tetep masih harus belajar cara pelayanan (customer service) pada mbok Ngatmini ini. Bahkan para Anggota DPR itu. Kasus : jika kita belanja di Carrefour, sering waktu membayar di kassa, ditanya "yang uang kecil ada, pak". Itu kalau kita belanja Rp. 23000 dengan pembayaran memakai uang Rp. 50000. Sepertinya sepele, tetapi bagi pelanggan hal itu sangatlah menyebalkan. Wong memang niat kita akan membayar memakai pecahan 50000an, hak kita khan? Belum lagi jika kembalian ditukar dengan permen. Bukan hanya di Carrefor. Yang sering di Indomaret.


Di warung mBok Ngatmini, jika selesai makan habis 5300, dan kita membayar dengan 50000an, tanpa basa basi dia akan memberi kembalian sebesar 44700, pas. Tanpa embel-embel yang macam-macam. Juga tanpa permen. Apalagi pulsa. Pernah saya coba. Membayar dengan 100.000an. Makan habis 5300. Sama saja. Tanpa embel-embel. Tanpa basa basi. Kembalian pas. Justru saya kasih permen ke mBok Ngatmini. Karena Batuk.


Nah, lebih elegan mana manager Carrefour, Indomaret, Alfamart, Alfa, Matahari, Hero, Giant yang mendidik para kasir dengan ilmu-ilmu training teruji yang diakui dunia dengan managemen mBok Ngatmini, warung pinggir jalan asli Magetan ?


Pelajaran ketiga : Kalau ingin jadi Manager, mari..., sarapan ke warung Pecel depan Ex-Ambarukmo..
Read More......