Jumat, 03 April 2009

Melepas Belenggu Eklusivisme PKS

Sebuah Catatan dari Pecinta PKS (16 June 2008)
................................
Ass wr wb
Boleh tuch semalem [16/6] taushiahnya oleh Kang Makhroji. Ini kali, yang perlu bagi temen-2 PKS.

So, bisa jadi semacam ICE BREAKING, biar nggak pada punya prinsip bahwa jadi orang PKS itu harus: jalannya nunduk melulu, pendiem, "JAIM", senyum kalo sama orang yang sudah kenal aja (tapi kalo keseringan senyum-2 sendiri bisa bahaya..., ntar.. he...he, yang penting KEEP SMILE).



Dan semalam, wah....., That's a great moment for us. Ternyata..... kita semua (orang-2/ bukan orang orangan lho, PKS yang dari kacamata luar dipandang sebagai komunitas yang jaim, exlusive, serba santun) bisa NGAKAK menembus batas imajiner yang selama ini terbungkus dalam tirai keanggunan kita. Bagai blasting yang membuncah menghantam tembok yang membelenggu. (Tapi jangan keseringan ngundang ustadz Makhroji, ntar pada nggak mau segera kawin, inginnya dengerin khotbahnya melulu. Bisa bahaya).


Ok, good memory, bisa diingat-ingat. Segeralah kawin bagi yang belum kawin. Ayo kawin...kawin...kawin... lahirkan laskar-2 ISLAM yang siap membela Rabb dan RasulNya sampai titik darah penghabisan.... Insya Allah surga menunggu kita. Amiiiiin.


Wss wr wb.

Read More......

Rabu, 01 April 2009

TINGKAT KENIKMATAN

Dalam hidup ini ada 6 tingkatan kenikmatan :
1. Nikmat Waktu
Dalam 1 hari kita semua memiliki waktu 24 jam sehari semalam. Kita mengisinya dengan bekerja, makan, minum, kumpul bersama keluarga, olahraga, bermain, ngobrol, jalan-jalan, beribadah, tidur, dan sebagainya. Sebagian orang mengisi nikmat waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat dan sebagian lagi ada yang menyia-nyiakan waktu yang dimilikinya. Orang yang beriman mengisi waktunya dengan ibadah, orang malas mengisi waktunya dengan tidur.


2. Nikmat Harta
Demi harta orang mengorbankan waktunya dengan mencari harta sebanyak-banyaknya untuk dirinya, untuk keluarganya, untuk anak-anaknya. Dengan harta yang banyak orang bisa membuang-buang waktunya di tempat hiburan malam. Dengan harta orang bisa menghabiskan waktunya buat belanja sebanyak-banyaknya. Demi harta orang bisa meninggalkan waktu untuk kumpul bersama anak istrinya. Demi harta orang rela mengurangi waktu istirahatnya. Anda lupa pada nikmat waktu yang dimiliki asalkan mendapat uang yang banyak.
3. Nikmat Kesehatan
Seseorang apabila sedang menderita sakit keras contoh penderita kanker atau AIDS, dia baru sadar ternyata hartanya yang banyak tidak ada artinya sama sekali. Dia rela menguras hartanya yang sudah capek dikumpulkan selama bertahun-tahun agar dia kembali sehat. Berapapun harga obat dia tak peduli, sawah, ladang, tabungan, rumah, mobil, bahkan celana dalamnya kalau laku dijual akan habis tergadai demi kesehatannya. dia rela jatuh miskin asal sehat. Harta bisa dicari kembali. Namun sehat itu mahal sekali harganya.
4. Nikmat Hidup
Sekarang kita ambil contoh seseorang penderita penyakit gula. Sebelah kakinya sudah membusuk akibat komplikasi penyakitnya. Tidak ada obatnya kecuali di amputasi. Mau ga mau dia akan bersedia kakinya dipotong agar dia tetap hidup. Dia rela hanya memiliki sebelah kaki agar dia dapat kembali menikmati hidup atau paling tidak memperpanjang hidupnya. Seorang penderita gagal ginjal, dia rela kesehatannya berkurang karena hanya memiliki satu ginjal asal dia dapat kembali menghirup segarnya udara esok pagi.
5. Nikmat Memiliki Keluarga
Cinta kita kepada anak istri kita melebihi cinta kita terhadap hidup kita sendiri. Sadarkah Anda? Bila anak Anda sakit keras, anak Anda sedang tersiksa meregang nyawa. Atau istri atau ibu bapak Anda yang Anda kasihi sedang diancam untuk dibunuh. Anda disuruh memilih nyawa anda atau keluarga anda yang mati, tak ada pilihan lain. Pasti anda akan rela menukar nyawa anda dengan hidup keluarga anda. Benar kan?
6. Nikmat Iman
Nikmat ini adalah yang paling tinggi tingkatannya. Iman kepada Allah SWT adalah di atas segala-galanya di dunia ini. Kita menjaga akidah kita diatas keluarga kita. Jangan sekali-kali kita menukar akidah kita bahkan demi keluarga. Lebih baik keluarga kita mati daripada akidah kita tergadai. Ingat riwayat seorang ibu bernama Siti Masyitah di zaman firaun? Beliau rela keluarganya mati dibunuh firaun bahkan anak bayinya beliau korbankan asal tetap beragama Islam. Beliau tahu itu lebih baik bagi diri beliau juga bagi keluarganya sekalipun. Beliau tahu Allah akan membalasnya dengan surga-Nya yang abadi. Kehidupan akhirat lebih baik di atas kehidupan dunia.

Setujukah Anda? Sampai dimana Anda memanfaatkan nikmat yang Allah berikan kepada Anda? Tahukah Anda bahwa Nikmat Waktu itu adalah yang terendah dibanding Nikmat Harta. Orang bilang waktu bisa dibeli dengan harta. Ada benarnya juga... Mengertikah Anda bahwa orang yang hanya memanfaatkan Nikmat Waktu sebaik-baiknya ternyata belum tentu mahir memanfaatkan Nikmat Harta yang dimilikinya? Orang yang menghambur-hamburkan uangnya tidak bermanfaat sama sekali bagi kesehatannya bahkan bagi hidupnya, tidak berguna bagi keluarganya. Sia-sia hidupnya.

Tetapi sebaliknya, orang yang memanfaatkan Nikmat Iman yang dikaruniakan Allah SWT bagi dirinya diatas segalanya di dunia ini... ternyata dia adalah pemilik semua nikmat. Hidupnya sempurna. Maka jagalah Iman anda, manfaatkanlah Nikmat Iman yang Allah karuniakan kepadamu. Bila Anda manfaatkan Nikmat Iman yang Anda miliki saat ini dengan sempurna maka tak ada balasan kecuali Jannah. Wallahu a'lam bishawab
Read More......