Senin, 23 November 2009

KESESATAN MERAMAL KIAMAT

Co-Paste from MTA-online

Baru-baru ini ramai dibicarakan datangnya kiamat yang diramalkan terjadi beberapa tahun lagi. Sebenarnya ini bukanlah hal baru, karena beberapa tahun sebelumnya juga muncul isu-isu yang sama tersebut. Mungkin bedanya hanya di sponsornya saja. Konon selain didalangi oleh aliran sesat.

Isu ini dihembuskan dengan bermotif bisnis pula. Kog bisa? Pertama, bab kiamat adalah hal yang selalu menarik untuk didiskusikan dan menarik perhatian dimanapun. Sehingga siaran TV dan media lain menganggap ini adalah bahan baku gratis untuk menaikkan rating. Kedua, kebetulan ada judul film yang dibuat oleh negeri kafir dengan tema kiamat. Sehingga pas sekali, setelah diskusi ramai-ramai menggosok isu ranngenah kemudian nonton film.

Hari Kiamat adalah Rahasia diantara Rahasia Allah

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui, beliau ditanya mengenai kapan hari kiamat terjadi. Lantas beliau menjawab,

مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.”[HR. Bukhari dan Muslim]

Sungguh sangat mengherankan yang terjadi saat ini. Beberapa kelompok atau tukang ramal yang sudah pasti suka berdusta, bisa mengetahui kapan terjadinya kiamat. Rasulullah SAW sendiri tidak mengetahui terjadinya hari kiamat, padahal beliau adalah orang yang paling dekat dengan Allah SWT. Begitu pula malaikat Jibril selaku penyampai wahyu dari Allah juga tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat. Jika Nabi yang paling mulia dan malaikat yang mulia saja tidak mengetahui tanggal, bulan atau tahun terjadinya hari kiamat, sudah sepantasnya orang selain keduanya tidak mengetahui hal tersebut.

Perlu ditegaskan pula bahwa waktu terjadinya hari kiamat termasuk perkara ghoib dan menjadi kekhususan Allah yang mengetahuinya. Sehingga sungguh sangat dusta jika beberapa orang yang tidak normal bisa menentukan waktu tersebut, entah dengan penerawangan dengan dalih tertulis dalam buku kuno atau menggabung-gabungkan berbagai persitiwa. Ingatlah, hanya Allah yang mengetahui terjadinya kiamat.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Kapan terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS. Al A’raf: 187)

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al Ahzab: 63)

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا, فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا, إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا

“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS. An Naazi’at: 42-44)

Ayat-ayat di atas dengan sangat jelas menunjukkan bahwa tidak satu pun makhluk yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, tidak ada yang mengetahui waktunya selain Allah SWT. Rasulullah SAW pun tidak mengetahui karena waktu tersebut termasuk di antara mafaatihul ghoib (kunci-kunci ilmu ghoib) yang hanya Allah saja yang mengetahuinya. Mengenai mafaatihul ghoib yang dimaksudkan dapat dilihat pada firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Disebutkan pula dalam kitab Shahih Al Bukhari dari Ibnu ‘Umar RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, Kunci-kunci ilmu gaib ada lima, hanya Allah yang mengetahuinya: tidak ada yang tahu apa yang terjadi esok hari kecuali Allah, tidak ada yang tahu apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allah, tidak ada yang tahu kapan turun hujan kecuali Allah, tidak ada seorang pun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal, dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah.”

Membahas tentang kiamat adalah bagian dari suatu aqidah yang termasuk dalam rukun Iman. Membahas dan mendalaminya seharusnya dapat memberikan motivasi yang tinggi mempersiapkan diri, apakah saya sudah siap menghadapi kiamat??? Bekal apa yang bisa saya andalkan untuk bertemu dengan Allah SWT? Dan bukan menjadi masalah apakah kita termasuk orang-orang yang bertemu hari kiamat atau bukan…

Lihatlah, orang kafir akan hidup sesukanya. Bisa jadi mereka memahami secara ilmiah tentang adanya kehancuran bumi. Hanya saja mereka tidak percaya hari berbangkit. Tidakpercayaan adanya hitung-menghitung amal apalagi tentang eksistensi surga dan neraka. Yang ada dibenak mereka, adalah bagaimana mereguk nikmat dunia ini sebanyak-banyaknya dengan cara apapun juga. Sebelum mati. Naudzubillah min dzalik.

Ya Allah, jadikanlah kami ini hamba-hamba yang mendapatkan ridho-Mu. Mengikuti jalan-jalan yang telah Engkau berikan untuk selamat di dunia dan akherat…



Read More......

Haji Selagi Muda

(Copy Paste from : MTA-online)

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Dahulu orang selalu beranggapan melaksanakan ibadah haji setelah semua urusan selesai, atau setelah usia matang. Tapi setelah dipelajari ulang ternyata ibadah haji adalah ibadah fisik yang lebih baik dilaksanakan ketika masih muda dan fisik masih kuat. Betapa tidak, karena selain dilaksanakan di negara lain dengan kondisi alam yang jelas lain dengan negara asal.

Ibadah haji juga dilaksanakan dengan thawaf, melempar jumroh, sa’i dll yang secara nalar jelas memerlukan kekuatan fisik. Demikian pula dari segi pendanaan, ketika masih muda orang bisa lebih giat mencari rezki, karena untuk bisa beribadah haji orang harus datang ke negara Arab ini berarti memakai uang. Tentu saja ini berbeda dengan ibadah puasa dan shalat yang bisa dilaksanakan tanpa memerlukan biaya.

Namun bagi orang beriman, mereka memiliki keyakinan bahwa harta yang mereka belanjakan untuk ibadah kepada Allah akan dibalas berlipat-lipat oleh Allah. Karena itu tak heran jika sekarang banyak muncul kegiatan arisan haji, dan ada pula yang sengaja berhutang untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

Hal ini boleh saja asalkan ada yang bisa digunakan untuk menyahur hutang. Demikian juga dengan arisan haji justru sangat membantu untuk bisa melaksanakan ibadah haji. Allah berfirman dalam surat Al Hajj :27-28

dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

Banyak orang yang mengatakan bahwa ibadah haji adalah ibadahnya orang-orang kaya. Padahal Allah mewajibkan ibadah haji untuk semua hambaNya yang mampu. Yang penting adalah niat dan usaha, sedang kemampuan kekuatan dan rizki adalah dari Allah.

Maka selama kita meminta pada tempat yang tepat maka insya Allah kita pun akan mendapatkannya. Dan apabila rezki dan kemampuan itu belum kita dapatkan maka kita wajib bersabar. Karena Allah maha mengetahui keadaan hamba-hambaNya. Mereka yang berusaha maksimal dan mengikhlaskan hartanya baik dalam keadaan lapang atau sempit Allah akan membalas dengan kebaikan yang banyak. Hal ini sebagaimana firmanNya dalam QS. At Taubah : 41

Berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Dalam kehidupan orang yang beriman harus selalu berprinsip bahwa hidup dan matinya adalah untuk mengabdi dan menghamba pada Allah SWT, sehingga ia akan membelanjakan hartanya untuk keperluan ibadah, termasuk ibadah haji.

Karena apapun yang kita belanjakan dan kita gunakan untuk sabilillah pada hakekatnya itulah yang akan menemani dan menolong kita sebagai amalan shaleh saat kita bertemu Allah. Dan apabila kita khawatir dengan keperluan kita di dunia ini, maka Allah lah yang akan mencukupkannya. Yang penting kita sudah maksimal dan bersungguh-sungguh serta jujur dalam bekerja mencari nafkah. Maka Allah adalah sebaik baik pembagi rezeki. Keyakinan yang kuat itulah yang harus kita pupuk, tumbuh dan suburkan dalam sanubari kita.

Dalam ibadah haji banyak terdapat aturan dan disiplin yang perlu dipelajari sebelum seseorang melaksanakan ibadah tersebut. Hal ini menunjukkan betapa Islam adalah agama yang penuh dengan disiplin dan keteraturan. Apalagi ibadah haji dilaksanakan di negara lain dan bersama orang-orang dari berbagai penjuru dunia.

Maka satu hal yang penting dan harus menjadi bekal bagi umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah haji yaitu kesabaran. Kata sabar begitu mudah diucapkan, tapi sangat sulit untuk diamalkan. Makna sabar adalah menahan diri dalam menghadapi hal-hal yang tidak disukai ataupun yang sangat disukai, sehingga menyebabkan langkahnya keliru dan melenceng dari kebenaran.

Selain itu ibadah haji harus dilandasi dengan hati yang bersih semata-mata mengharap keridhaan Allah. Karena pada kenyataannya banyak orang yang mencampur adukkan ibadahnya dengan syirik, bid’ah dan kemusyrikan. Karena banyak dari para haji yang melaksanakan ibadahnya tidak sesuai dengan yang dituntunkan, ada yang mengurangi dan ada yang menambah.

Dan ada pula yang berharap mendapat peruntungan, kekayaan dan sebagainya pada selain Allah. Sungguh disayangkan dan teramat besar dosa orang-orang yang berbuat demikian. Perbuatan syirik adalah penyakit umat yang sangat mudah merajalela karena iman yang tipis. Allah memperingatkan manusia dalam firmanNya QS. Al Ahqaaf : 5

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?

Dan dalam ayat yang lain QS. Al Hajj : 71

dan mereka menyembah selain Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun.

Akhirnya marilah kita selalu meluruskan niat, membersihkan hati dan diri. Selalu melangkah dalam hidup ini hanya untuk mengabdi kepada Allah semata. Apabila kita telah mampu, maka berangkatlah memenuhi panggilanNya. Karena ketika kita datang kepada Allah, dia akan menyambut kita dengan penuh cinta. Bukan karena Allah butuh kepada kita, tetapi karena Dia Maha Pengasih dan Penyayang pada hamba-hambaNya. ( P )



Read More......