Senin, 15 September 2008

Open Mind or Open War (Korelasi Sejarah Nabi dengan Koalisi PDI-P vs PKS)

Maaf, harap jangan personifikasikan siapa yang kafir dan siapa yang tidak. Gambaran ini hanya salah satu pijakan dalam mensikapi issue KOALISI PDI-P dan PKS (lebih enaknya baca sebagai "persaingan antar kompetitor"). Co-pass Dakwatuna.com.

Keputusan yang diambil oleh Nabi saw. pada Perang Hudaibiyah. Beliau terlebih dahulu memikirkan masak-masak syarat-syarat yang sepatutnya dicantumkan dalam penjanjian itu dan telah memahami benar apa yang akan menguntungkan dakwah. Dalam pandangan beliau, adanya perdamaian itu sendiri sudah merupakan kemenangan dan keuntungan politis. Ternyata setelah disepakatinya perdamaian tersebut, dalam jangka waktu dua tahun, berlipatgandalah orang-orang yang masuk Islam. Begitulah keputusan yang diambilnya secara tepat, walaupun beberapa orang sahabatnya merasa keberatan terhadap beberapa point persyaratan perjanjian itu semula, hal mana melahirkan tingkah laku yang kurang pantas terhadap Rasulullah yang pada kala itu juga berstatus sebagai komandan pasukan.

Kasus semacam itu pernah pula terjadi pada diri Abu Bakar. Walaupun sahabat-sahabat lainnya tidak setuju untuk memerangi kaum yang murtad, namun ia pada akhirnya tetap berpendirian, memerangi mereka. Melihat sikap dan pertimbangan Abu Bakar yang telah melakukan perhitungan matangmatang itu, surutlah sahabat-sahabatnya dari pendapat semula. Apalagi setelah mereka mengerti, memerangi kaum Murtad merupakan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kelestarian Islam di anak benua Arabia, di satu sisi, dan memulihkan kembali semangat umat Islam untuk menyebarkan ajaran agama Islam di setiap penjuru dunia ini, di lain sisi.

Tidak ada komentar: