Jumat, 12 September 2008

Antara Aku, Pandawa Kurawa dan "Golden Rice"

Semua orang melihat Kurawa dan Pandawa itu secara hitam putih, seperti bandit dan koboi (Kurawa dianggap jahat, Pandawa baik). Padahal semestinya tidak begitu.
Sebenarnya, kelompok Pandawa adalah orang-orang yang sudah tidak punya keinginan dan kepentingan jelek. (Oke zone, 2008)

Bagaimana dengan Kurawa? Dan apa intisari dari Barathayudha?

Kelompok Kurawa adalah orang-orang yang sedang melangkah menuju sikap seperti Pandawa itu. Maka sebenarnya dia itu bukan kalah. Kurawa berbuat macam-macam itu hanya karena belum matang jiwanya. Maka, kewajiban Pandawa adalah mengalahkan Kurawa, supaya bisa diarahkan ke jalan yang baik.
Itu sebabnya ada Raden Parikesit, yang 'netral' berdiri di atas semua golongan. Parikesit itu bersaudara dengan Kurawa maupun Pandawa.

Apakah itu berarti Pandawa dan Kurawa itu harus dirangkul oleh Parikesit ?

Lha, ya tentu. Sebab, Kurawa itu bukan bandit.

Tapi Kurawa sering dijadikan bulan-bulanan hinaan, bahkan dioprak-oprak segala kalau kurawa memilih jalan kehidupan yang salah. Misalnya, dengan semangat "Jeehad", warung remang-remang tempat mencari nafkah sebagian warga Kurawa dioprak-oprak, tuak yang sudah dibeli untuk dijual kembali sekedar mengharap selisih harga sedikit, dengan semangat "haram" dituangkan disekujur tubuh, padahal hasil penjualan itu nantinya untuk biaya anak-anaknya sekolah, ngaji malah...., semua tidak tahu. Apa itu nanti malah ndak menimbulkan anomali?

Disitulah salahnya. Kadang kita tidak tahu mungkin kurawa itu calon Pandawa. Tidak bisa semuanya diberi ketegasan yang tidak perlu. Belum tentu nanti, jika Kurawa benar-benar bisa menjelma Pandawa, justru Pandawa yang ASELI akan lebih baik dari Pandawa jelmaan Kurawa.
Semua hanya ada di tangan Parikesit. Tinggal bagaimana Parikesit ini nanti menyatukan dua kutub itu. Dan penghuni dua kutub itu, Pandawa dan Kurawa, sebenarnya jauh didalam hati nuraninya masing-masing masih ada setitik cahaya Illahi yang selalu memberikan penyadaran dan pemahaman bahwa diri semua ini hanya titah yang ditugaskan untuk hidup bersama saling menolong (dengan tetangga) antar sudara, antar anak bangsa bahkan antar Kutub.

Pari kesit sendiri secara harfiah artinya (kalau diartikan berdasar bahasa Jawa ) adalah Pari=Padi, kesit=pandai berkelit. Salah satu unsur alam yang pandai berkelit untuk selalu menunjukkan kemurnian jati dirinya adalah emas.

Bisa dikatakan Parikesit adalah PADI EMAS. Tinggal nanti pengapitnya kiri dan kanan, Pandawa dan Kurawa yang telah menghablur menjadi siluet bulan sabit yang menjaga Parikesit tetap kokoh berdiri mengawal bumi Nusantara ini menuju tatanan Toto tentrem kerto raharjo, gemah ripah lohjinawi..

Suatu saat, masa itu akan datang........

Tidak ada komentar: