Senin, 05 Januari 2009

Perlindungan tanaman dengan pestisida alami

Acara : Mitra Tani;
Nara sumber : Ir. Triyono

Perlindungan tanaman dengan menggunakan pestisida alami mempunyai banyak manfaat bila dibandingkan dengan pestisida kimiawi. Seringkali pengendalian hama/penyakit dengan menggunakan pestisida kimiawi justru malah berdampak buruk bagi tanaman maupun manusia. Oleh karena itulah, pemanfaatan pestisida alami untuk mengendalikan hama/penyakit tanaman dirasa aman untuk digunakan. Beberapa bahan tertentu bisa digunakan untuk memberantas beberapa jenis dari hama/penyakit tanaman.


Adapun bahan maupun jenis hama/penyakit dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :

1. Hama penggerek batang padi
Bahan : Daun tembakau, biji nimba dan urin sapi
Cara membuatnya :
Daun tembakau dan biji nimba (yang sudah dibuang kulitnya) ditumbuk hingga halus, lalu direndam ke dalam urin sapi selama 2 minggu. Setelah itu diambil ekstraknya, kemudian diperas, lalu ambil sari/ekstraknya dan buang ampasnya.
Perbandingan antara ekstraks yang sudah jadi dengan air adalah 1 : 8. Agar lebih efektif, penyemprotan dilakukan sebelum tanaman padi berumur 1 bulan atau sebelum padi bunting dimana waktunya antara umur 20-30 hari.

2. Hama tikus
Ada banyak cara untukmengendalikan hama tikus, diantaranya adalah :
-pepaya yang masih muda dipotong kecil-kecil, kemudian ditaburkan pada sawah yang ditanami padi.
-Cabai rawit sebanyak 4 kg dihaluskan kemudian dicampur dengan 60 liter air, lalu ambil ekstraknya. Bisa dimanfaatkan pada sawah yang luasnya 4000 meter persegi.
-Gamal/Kliriside ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur dengan gandum/padi/ jagung/bahan-bahan yang disenangi tikus) lalu ditaburkan pada lahan sawah. Bisa juga digunakan dengan cara yang lain dimana kulit batang gamal/kliriside dipotong halus lalu direbus dalam air kemudian ditaburkan pada lahan sawah.
-Semen dicampur dengan jagung/gandum kemudian letakkan di dekat lubang tikus. Campuran semen ini nantinya akan bercampur dengan cairan dalam pencernaan tikus sehingga nantinya akan mengeras dan tikus akan mati setelahnya.
-Campuran kacang tanah dan wijen sebanyak 90 %, gula pasir 5 % dan tepung halus kaca 5 %. Campuran tepung halus kaca ini nantinya akan mengeras dan tikus akan mati setelahnya.

Cara-cara diatas memang hanyalah salah satu upaya untuk memberantas serangan tikus yang banyak mendera para petani. Umumnya tikus tidak hanya menyerang salah satu lahan milik petani saja, melainkan serangan ini bisa saja menyerang lahan petani lain yang berada di sekitarnya. Oleh sebab itu perlu adanya upaya petani untuk memberantas serangan tikus secara bersama-sama (gropyokan) melalui gapoktan (gabungan kelompok tani). Cara ini dirasa lebih efektif untuk memberantas serangan tikus.

Sumber : MTA Surakarta

1 komentar:

Budy supriyono mengatakan...

Pemakaian pupuk alami atau organik sangatlah membantu dan murah, selain itu untuk kesuburan tanah jangka panjang.