Selasa, 09 Juni 2009

Perjalanan dari Jawa Timur ke Jawa Tengah via Wonogiri. Iseng kusentuh tuning radio. Tak sadar sebuah gelombang yang sepertinya sedang menampilkan tauziah. Saat itu pukul 19.00 lebih dikit.


Awalnya iseng aja kudengarkan sesosok ustadz yang sedang menyampaikan tauziah. Eh, lama lama asyik juge neh. Tentang ibadah yang sebenarnya tidak ada tuntunannya dalam Islam. Ada seorang yang bertanya tentang selamatan 7 hari, 40 hari sampai 100 hari orang yang meninggal. Dijawab bahwa selamatan tersebut sama sekali tidak ada tuntunannya. Si penanyapun nggak mau kalah. Dia bilang bahwa jika dalam masyarakatr ada anggota masyarakat yang tidak menghadiri kegiatan-kegiatan tersebut akan dikucilkan. Bagaimana sikapnya ?
Tersenyum aku mendengar kompleksitas pertanyaan itu. Yang membuat menarik adalah gamabaran jawaban dari sang ustadz bahwa memang sekarang banyak yang salah kaprah.
Orang Islam, sholat, ibadahnya lurus, hubungan dengan tetangga baik, suka menolong, haram untuk mabuk apalagi berjudi, bahkan yang namanya box office movie-pun dia nggak pernah tahu. Apalagi berita tentang Manohara dan kedekatan Luna Maya dengan Ariel Peterpan. Tetapi sosok ini sangat anti pada kegiatan yang terbungkus dengan nama ibadah seperti diatas, yang sebenarnya tidak ada dalam sunnah rasul bahkan Al-QurĂ¡n. Kompensasinya adalah dia dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Dicemooh tidak tahu hidup bermasyarakat. Wong Jowo sing ora ngenggoni Jawane (orang jawa yang tidak mau peduli dengan tradisi Jawa).
Tetapi di satu sisi ada tetangganya yang juga (ngakunya) Islam. Sholatnyapun sangat rajin pas hari raya Idul Fitri. Hari lain ? Nol besar. Sedikit mau kalau diajak main kartu, bahkan sampai hapal nama pemain dalam film-film produksi "BANGBROSS.Com". Koleksi 3gp-nya, jangan ditanya... Tetapi, untuk urusan ibadah yang terbungkus dalam tradisi jawa tadi, masya Alloh rajinnya minta ampun. Modin belum datang-pun dia sudah bertengger di tempat. Bahkan akan mengganti genting yang 5 biji-pun dia mengadakan sesajen dan selamatan dengan mengundang tetangga kanan kiri. Semua langkah kehidupannya benar benar diperhitungkan dengan ramalan Jawa. Benar-benar wong Jowo sing Nganggo Jawane. Sehingga masyarakat sekitar lebih menghormati dia yang banar-benar rajin menjalankan ibadah yang tanpa ada dasarnya (dengan dibungkus semangat silaturahim, bisa ketemu tetangga kanan kiri di acara-acara yang sebenarnya banyak ,mengandung kesyirikan)

Subhanallah, mendesir darah ini mendengarnya. Di sekitar memang banyak kejadian seperti yang digambarkan oleh sang ustadz itu tadi. Ketika sesama umat Islam justru menyakiti saudara seiman yang benar-benar menginginkan ibadah yang benar, dan justru memuliakan orang-orang yang dekat dengan kesyirikan.

Ya Alloh....... apakah selama ini yang aku lakukan Engkau Ridhloi ? Tercoret hati ini dengan peringatan-Mu. Begitu bangganya aku yang merasa mengagungkan Rasulullah yang ternyata sungguh telah dibungkus dengan kesyirikan ? Astaghfirullah.............

Tidak ada komentar: